Bahagia Itu Berbeda-beda

by - Mei 17, 2020


Kemarin gue habis nonton film “voice” yang disutdradarai oleh Marjane Satrapi. Film ini mengisahkan kehidupan seorang pekerja penderita delusi, yang diperankan oleh Ryan Reynolds. Delusi ini menyebabkan dia bisa berbicara dengan hewan peliharaannya. Bahkan dia juga bisa berbicara dengan mayat. Pihak rumah sakit mengharuskan dia meminum obat yang diberikan setiap hari guna kesehatannya. Tetapi dia justru tidak mau minum obat itu. Karena dia merasa jika dia meminum obat itu maka hari-harinya akan terlihat sangat suram dan sulit. Tetapi berbeda jika dia tidak meminum obat itu, hari-harinya akan terlihat indah dan bahagia.

Singkat cerita dia suka dengan seorang temannya. Dia mengajak temannya itu kencan tetapi dia malah diphp-in. Hingga dalam sebuah kejadian dia ‘tidak sengaja’ membunuh temannya itu. Dalam film ini kita diceritakan bagaimana seorang penderita delusi mengatasi masalah seperti ini.




Oke gue stop sini karena gue takut artikel ini malah jadi review film.

Jadi dari film ini gue menyadari sesuatu yang menurut gue menarik untuk jadi pokok pembahasan. Gue menyadari bahwa setiap orang memiliki cara mereka masing-masing untuk menemukan kebahagiaan. Bahkan setiap orang itu punya pandangan masing-masing tentang kebahagiaan. Apa yang lu anggap kebahaagiaan belum tentu dianggap sama oleh orang lain.



Kebahagiaan [ke·ba·ha·gi·a·an], kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin); keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin. Itu yang tertulis di dalam KBBI.  Nah setelah tau arti katanya, apakah kita bisa memahaminya dengan benar? Tidak.

Setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang kebahagiaan yang mereka cantumkan dalam kamus mareka masing-masing. Ada yang meranggapan kebahagiaan itu memiliki uang yang banyak. Ada juga yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu memiliki barang koleksi yang banyak. Bahkan juga ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu memiliki pacar yang banyak. Wah parah sih kalo yang ini. Jangan di contoh.

Itu semua tidak salah. Seperti yang gue bilang tadi, bahwa setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang kabahagiaan. Tapi bisakah kita menurunkan nafsu kita terhadap hal-hal duniawi itu dan memandang kebahagiaan dari tingkatan yang lebih sederhana.


Dalam hidup, tidak ada satu pun yang benar-benar permanen atau kekal. Bahkan spidol permanen pun bisa dihapus kalau ditindis dengan spidol biasa. Ciri-ciri orang yang benar-benar bahagia adalah bisa menerima hal ini dengan tangan terbuka. Bahkan hal yang paling sederhana dalam kehidupan kita bisa menjadi sumber kebahagiaan kita.

Dichat sama orang yang kita suka. Sederhana bukan? Tapi bisa bikin kita bahagia loh.

Bagaimana jika hal-hal sederhana yang kita miliki tidak bisa membuat kita bahagia? Tergantung. Anda sudah memutuskan untuh bahagia atau tidak. Percayalah, Ketika lu benar-benar sudah memutuskan untuk bahagia, tangan-tangan tak kesat mat a itu pasti akan senantiasa mendorong dan membantumu mendapatkan kebahagiaan itu, sesederhana apapun itu. Percaya aja dulu, nyeselnya entar.

Sebab kebahagiaan itu disadari. Udah itu aja quotesnya. Bye.

You May Also Like

0 komentar