Bahagia Itu Berbeda-beda
Kemarin gue habis nonton film
“voice” yang disutdradarai oleh Marjane Satrapi. Film ini mengisahkan kehidupan
seorang pekerja penderita delusi, yang diperankan oleh Ryan Reynolds. Delusi
ini menyebabkan dia bisa berbicara dengan hewan peliharaannya. Bahkan dia juga
bisa berbicara dengan mayat. Pihak rumah sakit mengharuskan dia meminum obat
yang diberikan setiap hari guna kesehatannya. Tetapi dia justru tidak mau minum
obat itu. Karena dia merasa jika dia meminum obat itu maka hari-harinya akan
terlihat sangat suram dan sulit. Tetapi berbeda jika dia tidak meminum obat
itu, hari-harinya akan terlihat indah dan bahagia.
Singkat cerita dia suka dengan seorang temannya. Dia mengajak temannya itu kencan tetapi dia malah diphp-in. Hingga dalam sebuah kejadian dia ‘tidak sengaja’ membunuh temannya itu. Dalam film ini kita diceritakan bagaimana seorang penderita delusi mengatasi masalah seperti ini.
Oke gue stop sini karena gue
takut artikel ini malah jadi review film.
Jadi dari film ini gue menyadari
sesuatu yang menurut gue menarik untuk jadi pokok pembahasan. Gue menyadari
bahwa setiap orang memiliki cara mereka masing-masing untuk menemukan
kebahagiaan. Bahkan setiap orang itu punya pandangan masing-masing tentang
kebahagiaan. Apa yang lu anggap kebahaagiaan belum tentu dianggap sama oleh
orang lain.
Kebahagiaan
[ke·ba·ha·gi·a·an], kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin);
keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin. Itu yang tertulis di dalam
KBBI. Nah setelah tau arti katanya,
apakah kita bisa memahaminya dengan benar? Tidak.
Setiap orang memiliki pandangan
tersendiri tentang kebahagiaan yang mereka cantumkan dalam kamus mareka
masing-masing. Ada yang meranggapan kebahagiaan itu memiliki uang yang banyak.
Ada juga yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu memiliki barang koleksi yang
banyak. Bahkan juga ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu memiliki pacar
yang banyak. Wah parah sih kalo yang ini. Jangan di contoh.
Itu semua tidak salah. Seperti
yang gue bilang tadi, bahwa setiap orang memiliki pandangan tersendiri tentang
kabahagiaan. Tapi bisakah kita menurunkan nafsu kita terhadap hal-hal duniawi
itu dan memandang kebahagiaan dari tingkatan yang lebih sederhana.
Dalam hidup, tidak ada satu pun
yang benar-benar permanen atau kekal. Bahkan spidol permanen pun bisa dihapus
kalau ditindis dengan spidol biasa. Ciri-ciri orang yang benar-benar bahagia
adalah bisa menerima hal ini dengan tangan terbuka. Bahkan hal yang paling
sederhana dalam kehidupan kita bisa menjadi sumber kebahagiaan kita.
Dichat sama orang yang kita suka.
Sederhana bukan? Tapi bisa bikin kita bahagia loh.
Bagaimana jika hal-hal sederhana
yang kita miliki tidak bisa membuat kita bahagia? Tergantung. Anda sudah
memutuskan untuh bahagia atau tidak. Percayalah, Ketika lu benar-benar sudah
memutuskan untuk bahagia, tangan-tangan tak kesat mat a itu pasti akan
senantiasa mendorong dan membantumu mendapatkan kebahagiaan itu, sesederhana apapun itu. Percaya aja
dulu, nyeselnya entar.
Sebab kebahagiaan itu disadari.
Udah itu aja quotesnya. Bye.
0 komentar